Minggu, 09 Juni 2013

From A Little Thing



My name is Zayn, I’m sitting in grade XI at one of Vocational School in East Jakarta, my hobby is listening to music, like a poet who can not live without writing, I can’t live without music. I had a friend, she is Rachel. Rachel is someone who cares for the environment.
The bell rang to go home, Rachel and I scrambled out of the classroom. On the way after school, suddenly Rachel saw a cigarette that was still alight, without much talk, Rachel came over, picked up the cigarette, and tried to put it out.
“What are you doing?” I asked her.
“it is, oh God so hard to put this out” rachel said and still trying to put out the cigarette in her hand.
“Put what out?” I wondered.
“I’m trying to put out this cigarette, what an idiot so irresponsible..!!! Why did he waste a cigarette carelessly? As the fire may be the fire starts? We are also bothered right? It’s close to our school, right Zayn??” Rachel grumbled and trying to justify it to me.
“ I know that, but are you crazy Rachel?? It is just a little cigarette, look around..!! Everyone is looking at you with a strange look! Look at it..!!!” I said and looked at her for sure.
“ I don’t care.! They don’t know its dangerous, I know it’s just a little cigarette, but it is very dangerous.! You have to know it..!!!” said Rachel is getting annoyed.
            That is Rachel, a girl with long hair who cares so much about the environment. Rachel and I have different views in matters of environment and hygiene. I am the boy who didn’t care about the environment, especially the problem of hygiene, to dispose of any trash I’m lazy about throw the garbage in the right place, even though it was there, but it’s too difficult to do it. I don’t know why..!!!                                                                  
            One day, she was really furious at me. Because I love littering.
            That afternoon the weather was sunny, and we had an appointment for buying a gift for Rachel’s friend. The clock was showing 4.15 PM, and Rachel and I were eating a snack. After I finished it, of course I did what I always do. Yup.!! None other than littering it.
“Aww..!!!” cried I, holding my shoulder that hurt badly. That blow landed right on my left shoulder.
“What’s wrong??” I said irritably.
“Hey bad boy!! It is a public path, it’s not your father’s path, look..!!! There is a rubbish box right? Put your rubbish back, you have gotta throw in there Zayn..!!! Remember, you must look after your environment.!!” Rachel grumbled, taking a snack packet and handed it to me.
“Don’t be silly Rachel.! It’s just a packet, a little packet, it won’t make a doomsday!” I replied disgustedly and walked away. Rachel continued to lecture me all the way, but I didn’t listen to her. Who would be willing to hear to the ravings of a witch like her.
            I didn’t know why, but Rachel’s babble I haven’t heard lately. Rachel just watched me continue the habits without wanting to advise me anymore. Well, maybe Rachel was embarassed to advise me again.
I’m so happy. Day after day passed without Rachel’s babble. After school, I suddenly wanted to go to the toilet and I told Rachel to wait for me in the classroom.
“Wait a minute here, I’m going to the toilet first” I said before going to the toilet as fast as a thunderclap. When I was back, I looked at Rachel, I thought she is laughing at me.
‘I seem fine, nothing strange’ I thought. I walked unsteadly approached Rachel who still trying to hold back her laughter.
“What’s going on? Why are you laughing?? Is there something wrong???” I asked.
“Nothing, let’s go home troublemaker..!!!” She smiled and slung my green bag and walked away.
“Troublemaker you said?? I don’t care..!!!” I said grumbling.
            Arriving at home, I would like to repeat English that I got in school. When I opened my bag, I suddenly saw a lot of trash.
“Huh.? Why is there a lot of trash?? This might be the act of Rachel.! Of course she laughed when I came back” I said as I pulled out a pile of plastic junk in my bag. I disposed of the garbage in the little trash box in the corner of my room. Then, I reached for my handphone and sent an SMS to her. My handphone was ringing, then I took it off the table. Rachel’s name clearly displayed on the phone screen, it was right SMS replied from Rachel.
“Haha, why? Were you shocked?? That is the result of your trash that you have been throwing ‘till this time, isn’t it a lot right? You always think the trash that you discarded was a little, but you always do it almost everyday Zayn.. That is just you, let’s imagine it, if all people were littering like you, what will happen to our Earth..?? So… Enjoy your new life with trash ya Zayn J” she replied. I was startled to the point of standing still a moment to see an SMS reply from Rachel. Then, I thought for a moment.
“Rachel’s right.!! I’ve always thought that I just throw a little trash on the street, but I do it everyday” I told myself.
            Rachel was right, now I knew why we have to dispose of trash in the right place and keep clean. Apparently, a lot of garbage around us is not good, a lot of disease that could arise due to garbage. And that cause the odor from the garbage pile, smothering us. I immediately began to collect the garbage in my room. I was shocked, my bedroom wass full of garbage.!  Beginning that moment, I promised myself that I’ll never litter anymore, and start to get a healthy life. If not we are looking after this Earth, who will??
Written by       : Irfan Arditio
Corrected by   : Tess Legge

Berawal Dari Hal Kecil



Namaku Zayn, aku duduk dikelas XI disalah satu SMK yang ada di JakartaTimur, hobi ku adalah mendengarkan musik. Layaknya seorang pujangga yang tak bisa hidup tanpa tulisannya, aku tak bisa hidup tanpa musik. Aku mempunyai teman perempuan yang bernama Rachel. Rachel adalah anak yang sangat peduli terhadap lingkungan
Bel pulang berbunyi nyaring, aku dan Rachel berebut keluar kelas. di jalan sepulang sekolah, Rachel melihat putung rokok yang masih menyala dijalan, tanpa banyak bicara, Rachel mendekat dan memungut putung rokok itu berusaha untuk mematikan putung rokok tersebut. “apa yang sedang kamu lakukan?” kataku heran, “ini, aduh.. susah banget ya matiin nya” jawab Rachel sambil berusaha mematikan putung rokok yang berada di tangannya, “matiin apaan sih?” kataku penasaran, “aku sedang berusaha matiin putung rokok, dasar orang yang gak bertanggung jawab, buang putung rokok kok sembarangan, kalau sampai terjadi kebakaran gimana coba? Kita juga kan yang repot??!!! Benar kan zayn?” omel Rachel sambil berusaha mencari pembenaran padaku, “yaa, tapi nggak segitunya juga kali hel, lihat tuh.! Daritadi orang-orang terus melihat ke arah  kamu dengan tampang aneh! Lihatlah!” ucapku menatap Rachel pasti, “biarkan..!!! mereka saja yang tidak tahu bahaya nya, biar kecil putung rokok ini sangat berbahaya tau.!” Kata Rachel yang semakin kesal.
Itulah Rachel, gadis berambut panjang yang sangat peduli terhadap lingkungan. Aku dan Rachel memang punya pandangan yang berbeda dalam urusan lingkungan dan  kebersihan. Aku adalah anak yang tidak peduli dengan lingkungan, apalagi masalah kebersihan, untuk membuang sampah pun aku malas membuangnya ditempat sampah, meskipun didepan ku sudah tersedia tempat sampah. Tapi alangkah beratnya menaruh sampah itu di sana. Entahlah!
Satu hari, Rachel pernah sangat kesal padaku, karena aku suka sekali membuang sampah sembarangan.
Sore itu cuaca sangat cerah dan hari itu kami berdua ada jadwal les bahasa inggris. Jam menunjukkan pukul 4sore. Rachel dan aku sama-sama memakan makanan ringan. Setelah habis, tentu saja aku melakukan yang hal yang selalu aku lakukan. Ya! Tidak lain tidak bukan membuang sampah dengan melemparkannya “aww..!!!!” teriak ku sambil memegang pundakku yang terasa sakit. Pukulan itu tepat mendarat di pundakku “kenapa sih?” kataku kesal, “dasar bodoh.! Ini tuh jalan umum, bukan jalan nenek moyang kamu, lihat disana ada tempat sampahkan? Buanglah disana..!!! Bukan disini. Inget dong kalo kamu harus ngejaga kebersihan lingkungan kamu!!! ” omel Rachel sambil mengambil bungkus makanan ringan itu dan menyodorkannya padaku. “yaudah sih, Cuma satu bungkus doang, itu juga kecil, nyantai aja kali.! Gak usah seperti itu” Jawabku dengan kesal dan melenggang pergi. Rachel pun terus menceramahiku sepanjang jalan, tapi aku tidak mendengarkannya, siapa juga yang mau mendengarkan ocehan nenek sihir seperti Rachel.
Entah mengapa akhir-akhir ini ocehan menyebalkan Rachel pun tidak pernah kudengar lagi.Rachel lebih sering memperhatikan kebiasaan yang tak pernah hilang dari diriku tanpa ingin menasihatiku lagi Yaa, mungkin Rachel sudah jengah  untuk menasihatiku lagi.
sepulang sekolah, tiba-tiba aku ingin pergi ke toilet dan Rachel pun aku suruh untuk menunggu ku serta tasku dikelas. "Tunggu disini sebentar, aku mau ke toilet dulu ya. " Kataku sebelum pergi secepat kilat menuju toilet. Setelah kembali, tampak Rachel yang menahan tawa. 'sepertinya aku baik-baik saja. Tidak ada yang aneh' kataku dalam hati. Aku berjalan gontai mendekati Rachel yang masih berusaha menahan tawanya.  “why? Is there a something wrong? (kenapa? Ada yang aneh?)” kataku dalam bahasa Inggris. “nothing, let’s go home troublemaker (tidak ada, ayo pulang pembawa masalah)” katanya sambil tersenyum dan menyelempangkan tas hijau itu dan beranjak pergi. “troublemaker you said? I don’t care..!!! (pembawa masalah katamu? Aku nggak peduli..!!!)” Jawabku kesal .
Sesampainya dirumah, aku ingin mengulang pelajaran bahasa Inggris yang tadi aku dapat disekolah, saat aku membuka tasku, tiba-tiba aku melihat ada banyak sekali sampah. “hah?? Kenapa ada banyak sampah? Ini pasti ulah Rachel..!!! pantas tadi dia tertawa saat aku kembali” kataku sambil mengeluarkan tumpukan sampah plastik dari dalam tas ku. Ku buang sampah itu di dalam tong sampah kecil di pojok kamarku Lalu, aku mengambil hp dan mengirim sms ke Rachel. Hp ku bergetar dengan sigap aku mengambilnya dari atas meja. Terpampang jelas nama Rachel di layar hp dan benar saja dugaanku ini adalah sms balasan dari Rachel, “haha, kenapa? Kaget ya?? Itu adalah hasil sampah yang telah kamu buang dijalan selama ini, banyak bukan? Kamu memang selalu berfikir kalau sampah yang kamu buang itu hanya sedikit, tapi kamu melakukannya hampir setiap hari Zayn… Itu baru kamu saja Zayn, coba deh bayangkan, jika semua orang membuang sampah sembarangan seperti kamu, apa yang akan terjadi pada Bumi kita ini?? Jadi, selamat menikmati hidup baru dengan sampah ya Zayn J” balasnya. Aku tertegun melihat balasan pesan dari Rachel. Tapi, aku berfikir sejenak “Rachel benar! Aku memang selalu berfikir kalau aku hanya membuang sedikit sampah dijalan, tapi aku melakukannya setiap hari.” kataku dalam hati.  
Perkataan Rachel ada benarnya, sekarang aku tahu kenapa kita harus membuang sampah pada tempatnya, dan menjaga kebersihan. Ternyata, banyak sampah disekitar kita itu tidak enak, banyak penyakit yang bisa timbul akibat sampah. Dan lagi bau yang di timbulkan dari tumpukan sampah itu, menyesakkan dada. Aku langsung mulai mengumpulkan sampah di kamarku. Aku terkaget, ternyata kamarku penuh dengan sampah! Hari itu pun aku bertekat untuk tidak membuang sampah sembarangan lagi dan memulai untuk hidup sehat. Kalau bukan kita yang menjaga Bumi ini, siapa lagi?