Senin, 29 Oktober 2012

Berdiskusi yang bermakna dalam konteks bekerja


A. Komponen Diskusi

Diskusi  discutere (bahasa latin) membeberkan masalah

Diskusi suatu proses berpikir bersama untuk memahami suatu masalahdan menemukan
sebab musababnya serta mencari pemecahannya.

Jadi, diskusi merupakan proses berpikir bersama untuk membuat sebuah keputusan
Percakapan disebut diskusi kalau mempunyai empat komponen utama, yaitu :
1. Ada masalah
2. Ada moderator
3. Ada peserta / partisipan
4. Ada notulis
Tujuan diskusi
a. menumbuhkembangkan tradisi intelektual
b. mengambil keputusan dan kesimpulan
c. menyamakan apresiasi, presepsi, dan visi
d. menghidupkan kepedulian dan kepekaan
e.  menjadi sarana komunikasi dan konsultasi

Persiapan diskusi
 Persiapan bahan : meliputi pembatasan tujuan, pembatasan pokok-pokok
à diskusi,dan penyiapan prosedur diskusi.
 Persiapan personal : memastikan jumlah peserta diskusi (diskusi ideal
à memiliki 8-12 anggota).
 Persiapan ruangan : meliputi aspek estetis,fungsi,dan cara duduk
à

Tugas Moderator:
• Membuka diskusi
• Menjelaskan tata tertib diskusi
• Mengemukakan masalah yang akan didiskusikan
• Mengarahkan dan mengendalikan jalannya diskusi
• Menampung gagasan yang dikemukakan peserta diskusi
• Menyimpulkan / merumuskan hasil diskusi
• Membacakan hasil perumusan simpulan diskusi
• Menutup diskusi
Penyaji / pemakalah / pemrasaran / panelis
orang yang dipersiapkan oleh penylenggara untuk menyampaikan gagasan – gagasan
/ pandangan–pandangan berkaitan dengan tema tertentu
Peserta diskusi
 Beberapa orang yang berpartisipasi dalam pembahasan masalah
Notulis
èSeseorang yang bertugas membuat notula (catatan) selama jalannya diskusi, secara
singkat dan membantu moderator merumuskan hasil diskusi.
Bentuk diskusi

1. Diskusi kelompok
2. Diskusi pleno
3. Diskusi panel
4. Debat
5. Diskusi fak
6. Diskusi podium
7. Kongres
8. Simposium
9. Seminar
10. Konferensi
11. Lokakarya
12. Forum diskusi
13. Diskusi kasualis

Bentuk – bentuk diskusi :

1. Diskusi kelompok
è - jumlah peserta terbatas
- dilaksanakan secara formal dan nonformal
- terbentuk dari persamaan profesi, status,usia atau jenis kelamin
2. Diskusi pleno
è -tindak lanjut dari diskusi kelompok
3. Diskusi panel
è - didahului dengan penyampaian uraian / pembahasan
4. Debat
è - pembahasan / pertukaran pendapat mengenai pokok masalah
- tiap peserta memberikan alasan untuk mempertahankan pendapatnya

5. Diskusi fak
è - proses saling bertukar pikiran dan pendapat untuk mencapai pengetahuan
yang lebih tinggi
6. Diskusi podium
è - wakil dari masing-masing kelompok menjelaskan permasalahan secara terbuka
7. Kongres
è - pertemuan para wakil organisasi (politik, sosial,profesi) untuk berfikir bersama
dalam mengambil keputusan

8. Simposium
è - membahas prasaran-prasaran dari beberapa ahli mengenai pokok persoalan
tertentu

9. Seminar
è - para ahli menyampaikan pembahasan masalah dan peserta menyampaikan
pertanyaan, ulasan,maupun pembahasan sehingga pengkajian menjadi lebih mendalam.
10. Konferensi
è - pertemuan sejumlah orang dengan tujuan berpikir bersama untuk mencapai suatu keputusan.
11. Lokakarya (sanggar kerja)
è - pertemuan untuk membahas suatu masalah sesuai dengan profesi masing-masing.
12. Forum diskusi
è - kombinasi dari beberapa bentu dialog (dalam diskusi memiliki kadar demokrasi
yang tinggi).
13. Diskusi kasualis
è - penelitian bersama atas satu masalah/situasi konkret yang mengandung berbagai
kemungkinan jalan keluar ( mencari jalan keluar yang tepat)

B. Santun Diskusi
Beberapa hal yang merupakan santun diskusi adalah:
a. Moderator
Tidak memihak dan bertindak adil kepada peserta
- tidak menguasai jalannya diskusi dan memberi kesempatan seluas-luasnya kepada peserta
- tidak boleh mengkritik / memuji peserta

Peserta
 menghargai orang lain berbicara/berpendapat sekalipun kurang sependapat.
- mematuhi tata tertib diskusidan mengendalikan pembahasannya sehingga
pembicaraan relevan dan tidak melenceng dari tema / tujuan diskusi.
- harus patuh kepada moderator
- jika kurang sependapat dengan peserta lain tidak boleh menolak dengan kasar, keberatan disampaikan dengan kata-kata yang halus,sopan,dan tidak menyakitkan
hati disertai argumentasi yang logis dan meyakinkan.
- harus mau berlapang dada dalam menerima hasil diskusi.

C. Teknik Berargumentasi

3 hal yang tidak lepas dari cara berargumentasi yaitu :
à penyampaian gagasan/ pendapat yang relevan oleh
penyaji
à penyampaian sanggahan oleh peserta
àpenyampaian dukungan oleh peserta
D. Teknik Penyimpulan

Dalam diskusi secara teknis pengambilan simpulan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
1. Simpulan diskusi dapat diambil dari salah satu atau beberapa gagasan yang tidak dibantah oleh peserta.
2. Mengambil suara terbanyak (voting)
3. Simpulan diskusi dapat diambil dari salah satu atau beberapa gagasan yang tidak berbenturan dari berbagai sudut pandang dengan menimbang tingkat kebenarannya.
4. Menggabungkan (mensintesis) pendapat-pendapat.

1.      Teknik atau cara menyampaikan gagasan yang relavan.
Diskusi biasanya diadakan dengan tema tertentu. Dalam diskusi, masalah-masalah yang ada dibahas, dikaji, dan dianalisis kemudian dicarikan solusi atau pemecahannya. Kegiatan pembahasan, pengkajian, penganalisaan, dan pencarian solusi itu akan memunculkan pertukaran pendapat atau gagasan.
Agar seseorang peserta diskusi bisa menyampaikan gagasan yang baik, ia harus memperhatikan hal-hal berikut.
1.      Peserta harus menguasai masalah yang akan dibahas dalam diskusi.
2.      Dalam menyampaikan pendapat atau gagasan, peserta harus sopan dan jauh dari sifat arogan.
3.      Peserta harus menyampaikan pendapat atau gagasan yang rasional dan sistematis.

Apabila kita ingin menyampaikan pendapat, menolak, menyetujui, maupun menyampaikan usul dalam suatu diskusi, hendaknya memperhatikan etika dan sopan santun berbahasa.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan pendapat yaitu:
a.       Mengangkat tangan.
b.      Menyampaikan salam.
c.       Memperkenalkan diri.
d.      Menyampaikan inti pembicaraan ataupun pendapat.
e.       Mengucapkan salam penutup.      

2.   Ungkapan yang mendukukung gagasan

Macam-Macam Ungkapan :
1.Ungkapan dengan bagian tubuh
2.Ungkapan dengan indra
3.Ungkapan dengan nama warna
4.Ungkapan dengan nama benda alam
5.Ungkapan dengan nama binatang
6.Ungkapan dengan bagian tumbuh-tumbuhan
7.Ungkapan dengan kata bilangan
Ungkapan yang mendukung gagasan bisa melalui ungkapan dengan bagian tubuh, misalkan dengan menunjukkan jari atau dengan mengatakan “pendapat anda memang benar, tapi pendapat itu dapat memuat kita menjadi besar kepala(sombong)”.

3. Teknik atau cara menyampaikan gagasan yang berbeda atau menyanggah pembicaraan     orang lain.

Dalam sebuah diskusi atau permusyawarahan, setiap pendapat, masukan, saran, kritik ataupun sanggahan dan penolakan terhadap pendapat orang lain harus disertai dengan alasan yang logis atas ketidaksetujuan tersebut dan ada upaya menemukan solusi yang lebih baik. Dalam menyanggah ataupun memberikan solusi, sebaiknya menggunakan bahasa yang santun dan komunikatif.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan persetujuan, sanggahan maupun penolakan pendapat, yaitu :
1.   Meminta izin moderator terlebih dahulu selaku pemandu diskusi.
2.   Disampaikan dengan bahasa yang santun, komunikatif dan jelas.
3.   Disertai dengan bukti dan alasan yang logis dan tepat, serta jika perlu disertai data-data.
4.   Fokus terhadap persoalan yang sedang dibahas atau dibicarakan.
5.   Tidak memaksakan kehendak atau pendapat.

Tips Menyampaikan Sanggahan
1.   Objek yang disanggah jelas.
2.   Berikan alasan dan bukti yang masuk akal.
3.   Sampaikan pendapat sebagai imbangan bagi pernyataan yang ditentang.
4.   Bersikap dan berbahasa yang santun, tidak emosional.
5.   Bersikap objektif.
Cara mengemukakan pertanyaan dan tanggapan.
a.   Pertanyaan dan tanggapan yang dikemukakan berhubungan dengan masalah yang sedang dibicarakan.
b.   Pertanyaan dan tanggapan dapat mempercepat pemahaman masalah, penemuan sebab, dan pemecahan masalah.
c.   Pertanyaan dan tanggapan tidak mengulangi pendapat yang pernah disampaikan peserta lain.
d.   Pertanyaan dan tanggapan disampaikan dengan kata dan kalimat yang tepat.
e.   Pertanyaan dan tanggapan disampaikan dengan sikap terbuka dan sopan.
f.    Pertanyaan dan tanggapan dapat didukung atau diperjelas dengan gerak, mimik, nada suara, tekanan, dan intonasi.


Menolak atau menyanggah pendapat orang lain harus mengingat hal
     berikut.
a.   Emosi marah dan prasangka negatif harus dihindari.
b.   harus objektif, logis, dan jujur.
c.   Menunjukkan data, fakta, ilustrasi, contoh, atau perbandingan yang dapat meyakinkan peserta lain.
d.   Sanggahan atau penolakan disampaikan secara urut, terperinci, teliti, dan tidak berbelit-belit. Dengan demikian, sanggahan mudah dimengerti.
e.   Jangan menjelekkan orang lain






4. Konsep dan teknik berargumentasi.

Cara yang berargumentasi dengan benar menurut Protuslanx adalah:
1. Argumentasi harus kontekstual
Berdebat mengenai sesuatu harus sesuai dengan konteksnya. Jangan mencampur-adukkan hal yang satu dengan hal yang lain yang tidak semestinya masuk dalam perdebatan. Seringkali ada orang yang “nyerocos” tanpa berpikir sebelum bicara.
Kontekstual disini juga harus menjadi kontekstual yang komprehensif dan kontekstual yang spesifik.
Tipe orang yang berdebat tanpa melihat konteksnya adalah orang yang sebenarnya lebih banyak berbicara ketimbang mendengarkan, akhirnya tidak bijak, dan “ngelantur”.
Ciri khas lain dari orang tipe seperti ini adalah terus berbicara tanpa mempedulikan pendapat orang lain, akhirnya lupa etika berbicara.
Contoh berdebat dengan kontekstual adalah:
A : Menurut saya lambang negara Indonesia memiliki kesamaan dengan Amerika Serikat, yaitu burung elang.
B : Tidak juga, menurut saya ada perbedaan, lambang negara Indonesia diambil dari mitos legenda Hindu kuno tentang Garuda berwujud raksasa, sedangkan Bald Eagle yang menjadi lambang negara Amerika Serikat diambil dari burung asli yang menjadi ciri khas wilayah Amerika Utara.
Contoh berdebat tidak kontekstual adalah:
A : Menurut saya lambang negara Indonesia memiliki kesamaan dengan Amerika Serikat, yaitu burung elang.
B : Nah, Indonesia itu ada di Asia dan Amerika Serikat itu adanya di Amerika. (Jawaban seperti ini tidak sesuai konteks yang dibicarakan!)

2. Argumentasi harus komprehensif
Komprehensif berarti menyangkut keseluruhan. Jadi, ketika berdebat si penyanggah harus berpikir dulu secara keseluruhan soal tema yang dibahas, baru bisa menyampaikan opininya sendiri.
Bagi orang yang bijak, berbicara adalah yang hal seharusnya tidak bisa sembarangan, harus mengerti dulu persoalannya secara keseluruhan, setelah itu baru dapat dianalisis bagian mana yang disetujui dan bagian mana yang disanggah.
Komprehensif disini tidak hanya menjadi komprehensif yang kontekstual, tetapi juga komprehensif yang spesifik.
Berdebat yang seperti ini bisa menunjukkan bahwa orangnya punya pola pikir yang luas, tidak “seperti katak di bawah tempurung”. Oleh karena pikirannya luas, segala perspektif dapat ia kemukakan.
Jadi, perspektif terhadap satu tema bisa macam-macam: dari segi politik apa, dari segi budaya apa, dari segi ekonomi apa, ya bisa dikatakan seperti aspek-aspek dari ipoleksosbudhankam (ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan!). Yap!
Contoh berdebat komprehensif adalah:
A : Saya kira penjajahan Belanda di Indonesia hanya berdampak tidak majunya Indonesia.
B : Saya kira tidak juga, penjajahan Belanda di Indonesia bisa menyisakan dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya adalah Indonesia mengenal kereta api, sistem perbankan, sistem hukum dan konstitusi, dan lain-lain. Sementara dampak negatifnya adalah Indonesia mengalami penindasan jiwa dan raga yang sebagian besar tidak manusiawi, trauma pascapenjajahan secara moral lebih cenderung bermental hamba, sumber daya alam Indonesia telah banyak dikuras lebih dulu oleh kolonialis, dan lain-lain.
Contoh berdebat tidak komprehensif adalah:
A : Saya kira penjajahan Belanda di Indonesia hanya berdampak tidak majunya Indonesia.
B : Ah! Justru penjajahan itu menyebabkan Belanda bisa merubah Indonesia menjadi modern seperti sekarang, kalau tidak begitu Indonesia tetap kuno. (jawaban seperti ini hanya melihat dari satu aspek saja!)
3. Argumentasi harus spesifik
Argumentasi harus spesifik berarti kalau berdebat harus fokus pada satu tema saja, jangan beralih ke tema lainnya meskipun ada hubungannya jika dikaitkan dengan satu aspek tertentu. Jadi, intinya adalah fokus pada satu topik sehingga pikiran tidak terbagi-bagi.
Kadang-kadang Protuslanx berdebat dengan beberapa orang yang suka mencampur-adukkan berbagai hal dalam satu topik. Pola pikir yang tidak fokus cenderung mencari pembenaran terhadap diri sendiri tanpa mempedulikan orang lain. Sifat seperti ini cenderung egois dalam berdebat. Intinya, ketika yang dibahas adalah “bebek”, jangan mengalihkan pembicaraan dengan membahas “ayam”, sama-sama memang termasuk “burung”, tetapi fokus argumentasinya haruslah difokuskan!
Spesifik disini tidak dependen, tetapi juga harus spesifik yang kontekstual dan spesifik yang komprehensif.
Contoh berdebat spesifik:
A : Dalam pandangan saya, tim nasional sepakbola Indonesia lebih baik tidak usah lagi ikut kompetisi Piala Asia Tenggara sebelum PSSI dibenahi.
B : Tidak juga, tim nasional sepakbola Indonesia justru harus terus mempersiapkan diri. Soal PSSI adalah soal lain yang bersifat internal.
Contoh berdebat tidak spesifik:
A : Dalam pandangan saya, tim nasional sepakbola Indonesia lebih baik tidak usah ikut lagi kompetisi Piala Asia Tenggara sebelum PSSI dibenahi.
B : Aha!, sebaiknya tim nasional sepakbola Indonesia diisi lebih banyak pemain-pemain dari klub X supaya bisa menang di Asia Tenggara. (jawaban seperti ini seolah-olah terlalu egoistis dan tidak memperhatikan topik pembahasan!)

5. Konsep dan teknik menyampaikan kesimpulan.

Untuk menyusun sebuah kesimpulan, kita dapat melakukannya dengan dua cara, yakni teknik kesimpulan dedukitif dan cara Induktif
1. a.kesimpulan Deduktif kesimpulan umum-khusus/ kesimpulan yang dimulai dengan mengemukakan pernyataan umum (premis mayor) diikuti pernyataan khusus (premis minor) untuk menarik kesimpulan yang khusus. Penalaran ini disebut juga silogisme.
Contoh. A. kandungan racun bisa ular 90 % berpotensi membunuh manusia
Kandungan racun kelabang 75 % berpotensi membunuh
Kandungan racun bisa kalajengking 70 % berpotensi membunuh manusia
Jadi kesimpulanya, kandungan racun bisa ular kobra lebih berpotensi membunuh manusia diabandingkan dengan kandungan racun kelabang dan kalajengking
B. hobi udin banyak sekali diantaranya dia suka membaca,berenang dan bernyanyi, akan tetapi hobi yang sering dilakukan udin setiap hari adalah membaca koran.
Jadi kesimpulannya, hobi udin yang rutin dilakukan adalah membaca Koran dibandingkan dengan hobi udin yang lainnya.

2. kesimpulan induktif yaitu penalaran yang dimulai dengan mengemukakan peristiwa-peristiwa khusus menuju kepada kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus tersebut.
Kesimpulan induktif ada beberapa macam:
a. Generalisasi
Kesimpulan. generalisasi kita mulai dengan mangemukakan peristiwa-peristiwa yang khusus untuk diambil kesimpulannya secara umum. Peristiwa khusus yang kita kemukakan jumlahnya harus memadai agar kesimpulan yang kita tarik adalah kesimpulan yang terpercaya kebenarannya. Oleh karena itu, generalisasi harus berdasarkan fakta-fakta, buktui-bukti yang ada, akurat, jelas, dan tepat.
Contoh:
- Emas adalah jenis logam, bila dipanaskan akan memuai
- Perak adalah sejenis logam, bila dipanaskan akan memuai
- Timah adalah sejenis logam, bila dipanaskan akan memuai
- Tembaga adalah sejenis logam, bila dipanaskan akan memuai.
Dari peristiwa-peristiwa tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa semua jenis logam bila dipanaskan akan memuai.



b.Analogi
Penalaran jenis ini kita mulai dengan membandingkan dua hal yang memiliki banyak persamaan. Karena dalam banyak segi terdapat persamaan akhirnya kita menarik kesimpulan bahwa pada segi-segi yang lain pun tentu akan terdapat persamaan juga.
Contoh:
Seorang siswa berkunjung ke beberapa rumah kerabat dan teman-temannya di Jakarta pada hari lebaran. Di setiap rumah yang ia kunjungi selalu ada ketupat dan kue nastar. Akhirnya ia berksesimpulan bahwa di rumah kerabat dan temannya yang lain pun pada saat lebaran pasti ada ketupat dan kue nastar.

C. Sebab-akibat
Pada penalaran jenis ini yang kita kemukakan adalah peristiwa-peristiwa/fakta-fakta yang menjadi sebab menuju kepada suatu kesimpulan yang menjadi akibat.
Contoh:
Seorang gadis penduduk kota Jakarta pulang sekolah kehujanan. Ia segera naik bus. Nampak olehnya jalan raya tergenang air karena banjir. Beberapa pohon tumbang ditiup angin kencang. Dia berpikir tentu tempat tinggalnya yang berjarak tiga kilometer dari sekolahnya juga disiram air hujan bahkan banjir. Kemuadian ia teringat akan jemuran baju seragamnya yang ia cuci tadi pagi. Ia berkesimpulan pasti jemuran seragamnya basah.

D. Akibat-sebab
Penalaran akibat-sebab dimulai dengan fakta-fakta yang menjadi akibat lalu kita analisis untuk mencari sebabnya.

Contoh:
Ada siswa yang nilainya rata-ratanya 5,00. Orang tua dan gurunya mencari sebab mengapa siswa tersebut nilai rata-ratanya jelek. Ternyata ia sering membolos dan tidak pernah mengerjakan tugas serta malas membaca.
Contoh pernyataan dalam diskusi.
Alifia : " Setelah mendengar pendapat teman-teman, saya lebih cenderung menyatakan tema drama ini adalah masalah keadilan dan kebenaran”. Secara lengkap dapat diuraikan  bahwa dalam sebuah negara harus ada pemimpin yang jujur, adil, serta berani menentang kejahatan. "
Joko : "Saya sependapat dengan Saudari Alifia. Namun, saya ingin menambahkan bahwa tema yang ditampilkan ternyata mencakup juga masalah sosial."
Moderator : "Terima kasih Saudari Alifia dan Saudara Joko. Saya kira kita sudah sependapat menentukan tema drama S andy a Kala N ing Maj ap ahit karya Sanusi Pane ini."
Catatan hasil diskusi dituliskan dalam bentuk notulen. Notulen merupakan catatan singkat mengenai jalannya diskusi, hal-hal yang diputuskan dalam diskusi tersebut, serta pembicaraan penting lainnya. Hasil catatan tersebur dapat dijadikan rujukan pelaksanaan kegiatan yang telah disepakati. Oleh karena itu, selama berjalannya diskusi, notulis harus mampu mencatat hal-hal penting dan hasil-hasil yang dicapai.
'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar